Lampu Kilat Fotografi
oleh: Yulius Widi Nugroho
Sekilas sejarah lampu
kilat (flash)
Fotografer jaman dulu menemukan solusi pencahayaan dengan membakar serbuk
magnesium untuk menghasilkan kilatan cahaya terang . Namun ini mempunyai resiko
akan menghasilkan asap yang cukup menganggu, belum lagi kerumitan penanganannya
Tahun 1893, Chauffour (Prancis) membuat bohlam yang diisi
dengan pita magnesium dan gas oksigen (flashbulb) untuk digunakan dalam
pemotretan bawah air. Di tahun 1925 disempurnakan Vierkotter (Austria), dilanjutkan
oleh Ostermeier (Jerman) 1929 yang memasarkan flashbulb yang diisi dengan
lembaran aluminium.
Lampu kilat modern memakai tabung lampu kilat (flashtube)
yang berisi gas krypton dan xenon. Barulah di tahun 1939 Harold Edgerton
(Amerika) memperkenalkan unit lampu kilat elektronik yang dikembangkan sampai
sekarang.
Hal mendasar yang membedakan flashbulb dengan flashtube
adalah durasi (lamanya) cahaya yang terpancar dari kedua unit tersebut.
Durasi flashtube mampu menghasilkan
kilatan cahaya antara 1/300 (0,003) hingga 1/5.000 (0,0002) detik (untuk
tipe-tipe tertentu bahkan hingga mencapai 1/1.000.000 detik!). Sedangkan flashbulb
berkisar antara 8 milidetik (0,8 detik) hingga 45 milidetik (4,5 detik).
|
Gambar: Lampu Flashbulb (kiri) dan Flashtube (kanan) |
Karakter dari lampu flash adalah cahaya uncontinuous atau
cahaya kilat (5600oK) dengan demikian dibutuhkan kecepatan yang pas
atau sering disebut kecepatan sinkron dalam menangkap cahaya dari flash.
Biasanya kecepatan maksimal shutter speed adalah 200
atau ada yang sampai 250 (tergantung flash dan kamera). Lampu flash dinilai
praktis, tapi kelemahannya adalah intensitas dan jatuhnya cahaya relatif sedikit
rumit dikontrol, keras atau selembut apa cahaya itu akan jatuh jika tidak
dilakukan tes juga sangat sulit diprediksi.
Electronic Flash Head atau lampu flash studio adalah lampu yang menyalurkan gas
seketika dan memproduksi cahaya berdurasi singkat atau kilat.
Lampu flash ada dua macam, yaitu flash yang biasa dipasang di
body kamera dan bisa dibawa kemana-mana, dan flash yang terpisah dengan kamera
dan diletakkan pada stand studio foto.
|
Gambar: Studio Flash (kiri) dan Flash Gun (kanan) |
Jenis-jenis lampu kilat:
- Manual : Tipe lampu kilat yang paling
sederhana. Lampu kilat ini menghimpun daya dari baterai dalam elektro
kondensator (elko) untuk kemudian dilepaskan seluruhnya dalam bentuk kilatan
melalui flashtube (karena itu, setiap kali lampu kilat jenis ini
melepaskan cahayanya, ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengisi
kembali tegangan listrik elko). Tidak mempunyai fasilitas pengatur
intensitas cahaya internal sehingga pencahayaannya murni diatur oleh
diafragma lensa. Secara sepintas, jenis ini mudah dikenali dengan hanya
menyertakan tombol on/off dan lampu indikator serta hanya mempunyai satu
kontak listrik di telapak hotshoe.
- Semi auto (Thyristor) : Disebut juga dengan auto. Pengembangan
dari lampu kilat manual dengan menempatkan sensor pemantau kilatan cahaya
(thyristor) di bagian muka lampu kilat. Unit ini berfungsi sebagai pemutus
aliran listrik dari elko menuju flashtube ketika ia mendeteksi pantulan
cahaya yang dilepaskan lampu kilat. Tidak dianjurkan penggunaannya dalam
jarak lebih dari 3 meter (karena wilayah sensitivitas sensor thyristor
terlalu lebar sehingga dapat tertipu oleh warna/kecerahan latar belakang).
- TTL (Through The Lens) : Lampu kilat jenis ini
mengandalkan sensor internal kamera sebagai kendali pencahayaannya.
Tentulah kamera yang dipakai haruslah kamera dengan kemampuan TTL untuk
lampu kilatnya. Jenis ini lebih akurat karena cahaya lampu kilat yang
terukur hanyalah cahaya yang masuk melalui lensa kamera yang bersangkutan.
Bila dilihat dari tapak hotshoe-nya, lampu kilat jenis ini mempunyai 3
atau lebih kontak listrik.
Guide Number
Pada lampu flash dikenal istilah GN (Guide Number)
yaitu angka pedoman yang mengindikasikan kekuatan lampu flash.
Sebagai dasar sifat lampu flash yaitu, semakin jauh jarak
objek dari lampu flash akan semakin lemah daya pancar cahaya flash yang
diterima objek, juga bila sudut sebaran cahaya flash semakin melebar
maka jangkauannya pun akan semakin berkurang dan demikian juga kebalikannya.
|
Gambar: Hukum kuadrat terbalik lampu flash |
Cahaya dari flash jatuh pada jarak tertentu. Ketika jarak dijauhkan dua kali lipat, akan mendapatkan seperempat intensitas banyaknya cahaya.
Hubungan ini disebut hukum kuadrat terbalik (inverse square law)
Dengan menggunakan GN akan dapat lebih mudah menyesuaikan
diafragma dengan jarak antara objek dan kamera/lampu flash.
Angka GN standar didapatkan dari perkalian angka diafragma
dan jarak (dalam meter) pada ISO 100 dan pada sudut sebar sesuai lensa 50mm
atau 35mm
Berikut rumus sederhana GN;
GN = diafragma x
jarak
Rumus diatas diasumsikan bahwa kecepatan rana yang
dipakai sama dengan atau dibawah sinkron flash.
Diafragma = GN /
Jarak
Rumus diatas sangat umum dipakai untuk menemukan bukaan
diafragma dalam pemotretan dengan lampu flash.
Jarak = GN / Diafragma
Contoh Penggunaan Guide Number
Guide
Number
|
F-Stop
|
Flash to Subject Distance
|
Calculation
|
40
|
f/4
|
10 feet / 3 meters
|
GN = 10 ft. x f/4 = 40
|
80
|
f/4
|
20 feet / 6 meters
|
GN = 20 ft. x f/4 = 80
|
120
|
f/4
|
30 feet / 9.1 meters
|
GN = 30 ft. x f/4 = 120
|
160
|
f/4
|
40 feet / 12.2 meters
|
GN = 40 ft. x f/4 = 160
|
Ada beberapa pilihan mode pada lampu flash pada
kamera. Pengaturan ini ada pada flash yang mempunyai berbagai macam fasilitas.
- Mode
Normal/Auto,
yaitu flash mengatur intensitas secara automatis sesuai kompensasi
eksposur kamera. Mode ini membatasi shutter speed paling lambat
1/60 detik (kecepatan sinkron). Kecepatan sinkron default itu masih dapat
diubah di menu custom setting, misalnya menjadi 1/30 atau ½ detik.
- Mode
Slow, yaitu
untuk menampilkan pencahayaan sekitar objek dan merekam gambar dengan kecepatan
lebih lambat dari 1 detik. Jika kecepatannya setara dengan sinkron, mode
ini sama saja menggunakan mode auto.
- Mode
Rear, yaitu flash
menyala setelah tombol rana ditekan, flash baru menyala sesaat sebelum
rana tertutup sehingga menimbulkan efek objek tampak bergerak secara
natural, tidak bergerak mundur.
|
Gambar: Mode Normal (atas) dan Mode Rear (bawah) |
Mode Normal (atas) lampu kilat menyala pada awal ekspose, kemudian merekam cahaya sekitar. Akibatnya,
garis-garis cahaya dari subjek bergerak akan muncul di depannya.
Mode Rear (bawah) lampu
kilat menyala pada
akhir ekspose,
setelah merekam cahaya
sekitar, sehingga
garis-garis jejak cahaya
muncul di belakang subjek.
Red Eye
Red Eye terjadi karena cahaya dari flash
telah masuk melalui pupil subjek dan terpantul dari belakang mata (retina) dan kembali
keluar ke kamera. Sejak retina dipagari dengan pembuluh darah, cahaya yang
dipantulkan mengambil warna merah.
Kamera memiliki mode Red-eye reduction mode yaitu dengan menyalakan lampu
preflash pendek untuk menutup iris subjek sesaat sebelum lampu kilat sebenarnya
untuk mengambil gambar,
tapi ini tidak selalu bekerja.
Untuk menghilangkan mata merah, diperlukan flash eksternal yang
diposisikan agak jauh
dari sumbu lensa kamera. Jika harus hanya menggunakan built-in flash; zoom lensa diposisikan ke sudut yang
lebih luas, mintalah subjek
untuk melihat langsung pada kamera, close up, meningkatkan pencahayaan ruangan
secara keseluruhan, atau wajah subjek mendapatkan cahaya yang cukup.
Dapat menghapus menghapus mata merah menggunakan
software, tapi hasilnya
tidak akan maksimal
*dari berbagai sumber