Orang Indonesia “Berbeda” Dalam Merespon Rambu-Rambu Peraturan
“Only in Indonesia” (foto dan teks
oleh: Yulius Widi Nugroho)
Indonesia adalah negri yang unik, sebab Indonesia merupakan negeri yang
terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, dan agama. Oleh karena itu, budaya yang
dimiliki oleh Indonesia pun sangat beragam dan bisa merupakan serapan dari
budaya lain, ataupun budaya murni.
Salah satu keunikan di Indonesia adalah, “budaya melanggar peraturan”. Bahkan
ada anekdot yang beredar di Indonesaia yang nyeleneh menyebut bahwa, “peraturan
dibuat untuk dilanggar”. Peraturan yang dibuat sekecil apapun kerapkali
dilanggar dengan alasan yang beragam, contoh melanggar aturan lalulintas,
melanggar peraturan di area publik, dsb. Jika dilihat secara sepintas,
peraturan-peraturan tersebut terlihat sepele, namun dapat berdampak besar jika
dilanggar. Dan sebagian besar masyarakat Indonesia menjadikan
pelanggaran-pelanggaran tersebut sebagai budaya. Ya... Budaya.. hehe
Ada petuah dari orang tua ataupun para tokoh masyarakat bahwa orang
yang berhasil sukses adalah orang yang selalu
mentaati disiplin dan peraturan. Baik itu peraturan yang dibuat untuk diri
sendiri atau peraturan Agama dan Negara. Ingatlah satu negara bisa makmur bila
rakyatnya memiliki budaya berdisiplin yang tinggi. Sementara di Indonesia
sepertinya Tidak berdisiplin dan melanggar hukum dan peraturan sudah jadi
budaya. Seolah-olah peraturan sengaja dibuat untuk dilanggar.
Ada yang berpendapat, "Budaya melanggar ini tidak bisa hilang dari
Indonesia. Polisi perlu lakukan pendidikan khusus pada masyarakat. Untuk bukti
bahwa polisi bukan boneka yang bisa dipermainkan," kata Hans Ulrich Fuhrke,
Konsultan Utama GIZ Sustainable Urban Transport Improvement Project (SUTIP).
Kalau kita benar-benar mau melihat negara ini aman, nyaman indah, makmur,
dan sentosa, maka biasakanlah berdisiplin dan mentaati segala hukum dan
peraturan, baik itu peraturan yang dibuat negara ataupun peraturan agama,
termasuk juga peraturan yang menyangkut ketertiban umum, dll. Termasuk saya,
beberapa foto yang saya hasilkan adalah hasil melanggar peraturan, yaitu nyetir
sambil pegang kamera, dan jika ada objek bagus memotretnya sambil jalan....
Begitulah
Salam Fotografi
|
larangan gak jelas, ditanggapi dengan gak jelas (gubeng surabaya) |
|
orang endonesa itu pemberani (stasiun semut surabaya) |
|
yang salah penumpang atau pengemudi ??? (wonokromo surabaya) |
|
memanfaatkan rambu untuk bisnis (sidoarjo jawa timur) |
|
mau berhenti untuk beli helm?? (surabaya) |
|
mempersiapkan dagangan di bawah peraturan (jembatan merah surabaya) |
|
S-P = silahkan parkir (pasar atum surabaya) |
|
orang endonesa itu frontal (pasar atum surabaya) |
|
dan indonesia sebenarnya belum merdeka (kawasan tugu pahlawan surabaya) |
|
tempat parkir yang sempurna (pasar atum surabaya) |
|
orang endonesa suka bahaya (parang tritis yogyakarta) |
|
merah berarti berani.. merdeka!!! (kapasan surabaya) |
|
tidak boleh parkir, tapi boleh mendirikan tenda (pasar genteng surabaya) |
|
parkir spesial (pasar klewer surakarta) |